Rabu, 30 November 2016

DIKLATSAR XXV


Pendidikan dan latihan dasar (DIKLATSAR) merupakan salah satu memen yang besar di KSR-PMI Unit UIN Malang, karena DIKLATSAR adalah awal bibit muda baru masuk ke KSR kita. Dimulai dari pendaftara yang dilakukan pada tanggal 08 September samapai 28 Oktober 2016 para peserta mulai satu persatu mendaftarkan dirinya untuk ikut KSR-PMI Unit UIN Malang. DIKLATSAR yang ke 25 ini dilakukan melalui 2 tahap, yaitu diklat forum dan diklat lapangan. Sebelum diadakannya diklat forum, tentu saja para peserta harus mengikuti technical meeting terlebih dahulu, disini para peserta dibagi kelompok, pembacaan tata tertib, pembagian tugas, dan lain sebagainya. Disini juga peserta berkesempatan bertemu dengan pendampingnya, agar antara pendamping dan peserta dapat mengenal lebih dekat dan apabila ada informasi lebih lanjut dapat menghubungi pendampingnya masing-masing.
Dilanjutkan ke Diklat Forum, Diklat Forum ini  dilakukan pada hari Kamis-Minggu yaitu pada tanggal 3-6 November 2016. Disini para peserta mengikut semua rangkaian DIKLATSAR yang sudah ditetapkan oleh panitia, mulai dari cek in, pre-test, materi, middle-test, praktik, sampai rangkaian terakhir yaitu yaitu post-test. Dengan pakaian hitam putih dan atribut dengan semangat mereka mengikuti semua rangkain dari DIKLATSAR ini. 

Seminggu kemudian dilanjut ke Diklat Lapangan. Kali ini para peserta diajak untuk praktek SAR, Management desasster, dan kompas bidik atau biasa disingkat dengan KOMDIK. Diklat Lapangan ini dilaksanakan di BUPER Ledok ombo Poncokusumo Malang. Selama 3 hari para peserta dengan semangat mengikuti kegiatan dari pagi hingga pagi lagi. Dalam Diklat ini semua anggota ikut bergabung disini. Baik Anggota Biasa, Anggota Kehormatan, Dan Anggota Luar Biasa. Mulai dari angkatan pertama hingga angkatan 24 juga ikut dalam kegiatan ini. Karena dalam kegiatan ini, mereka dapat temu kangen dengan teman seangkatannya maupun dengan kakak angkatannya, karena dengan berkumpulnya dikegiatan ini, diharapkan semua anggota baik AK maupun Anggota Biasa dapat membaur dan saling mengenal, sehingga silaturahmi kita tetap terjaga. 

Acara yang terakhir adalah pembaiatan, yap ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh para peserta DIKLATSAR XXV. Karena dengan dibaiatnya mereka menandakan bahwa mereka secara resmi telah menjadi anggota KSR atau yang biasa kami sebut Anggota Muda (AM). Dengan jumlah 27 peserta ini, semoga kalian menjadi semakin kompak, semakin kuat komitmennya untuk di KSR selalu, dan tentunya sampai akhirpun harus berjumlah 27 orang. 



By: Luluk Alvia

Salam ABRI

TAK CUKUP jika hanya ikut DIKLATSAR



Berawal dari sebuah Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR) yang setiap tahunnya di adakan oleh KSR-PMI UNIT UIN MALANG, kami juga memiliki beberapa kegiatan lanjutan yang sudah pasti bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu para anggota barunya. Selain setiap anggota diwajibkan mengikuti ujian PMI yang dilaksanakan biasanya 2-3 bulan setelah berlangungnya Diklatsar, KSR-PMI UNIT UIN MALANG juga karap melaksanakan kegiatan Diklat Spesialisasi yang kurang lebih diadakan setiap 2 tahun sekali. Diklat spesialisasi ini bertujuan selain menambah wawasan para anggota KSR UIN MALANG, kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah atau mencari sumber daya manusia (SDM) dalam bidang tertentu yang lebih spesifik. Setelah spesialisasi Pertolongan Pertama (PP) yang diadakan pada tahun 2012 kemaren, terus dilanjutkan dengan Training of Fasilitator (TOF) pada 2014, tahun ini KSR-PMI UINT UIN MALANG telah melakukan diklat Spesialisasi Perawatan Keluarga (PK).
Kegiatan yang bertujuan untuk menambah kembali SDM juga memiliki tujuan untuk dapat memberikan pengalaman baru sehingga dapat berkembang dan bermanfaat pula bagi anak didik binaan KSR-PMI UNIT UIN MALANG. Dengan mengingat banyaknya anak binaan yang membutuhkan pemahaman dalam bidang kesehatan remaja baik untuk pengalaman pribadi ataupun pengalaman di Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah masing-masing.
Kegiatan spesialisasi ini diadakn secara interen. Harapannya agar SDM yang kami harapkan dapat benar-benar tercapai, mengingat saran agar membatasi peserta biar kegiatan ini berjalan lebih kondusif. Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari. Denagn rincian 3 hari untuk materi dan bebrapa praktek, dan 1 hari untuk melaksanakan ujian praktek oleh setiap peserta. Kegiatan ini berkerjasama dengan PMI Kota Malang, Puskesmas Dinoyo, dan Lembaga Perawatan ODHA. Kegiatan ini diikuti oleh 27 anggota KSR-PMI UNIT UIN MALANG.

By: Faisal dwi nugraha


Salam ABRI

Pembaiatan AK

           Anggota Kehormatan adalah suatu jabatan yang cukup prestisius dalam organisasi KSR-PMI Unit UIN Malang. Sebelum itu saya jabarkan dulu “Apakah itu Anggota Kehormatan ? merujuk pada AD/ART KSR-PMI Unit UIN Malang, Anggota Kehormatan adalah Anggota KSR-PMI Unit UIN Malang yang telah memperoleh nomor induk anggota yang telah menyelesaikan studi minimal D3 di UIN Malang (Telah diwisuda). Atau yang acap kali disebut alumni. Bukan alumni hati tapi yaa (Mantan). Predikat Anggota Kehormatan adalah gelar yang tidak dapat diraih oleh sembarang orang. Rata-rata anggota kehormatan adalah anggota yang mampu menyeimbangkan antara kuliah dan organisasinya.  Prosesi pembaiatan Anggota Kehormatan inipun tidak kalah dramatis dan mengharukannya dibandingkan dengan pelantikan-pelantikan lainnya.
Acara pelantikan anggota kehormatan memang biasanya dibarengkan dengan event wisuda kampus. Biasanya dibarengkan pula dengan event kewirausahaan yang dijalankan oleh bidang Humas. Yaa kalau kata pepatah sambil menyelam minum air. Memang saat wisuda adalah saat yang tepat untuk berjualan karena banyak potensi pembeli-pembeli yang siap kelaparan dan kehausan. Tidak seperti biasa event wisuda yang biasanya mengambil pada hari sabtu, kali  ini saking membludaknya wisudawan/ti sehingga dibuat pada hari sabtu dan minggu tepatnya pada tanggal 22 dan 23 Oktober 2016.
Inilah kondisi stan KSR pas wisuda yang mengambil tepat di gedung B. Total ada 24 wisudawan/ti.KSR-PMI Unit UIN Malang dan beberapa yang berhasil diwisuda. Diantaranya yang sudah dinobatkan sebagai anggota kehormatan adalah:
1.      M. NurKholis, S.Si,
2.      AlfanChoirul Huda, S.Si,
3.      WulanCaturrohmi,S.Pdi,
4.      NurHaeniYunus,S.Si,
5.      Sukris Tri Handayani, S.Si,
6.      Fachrudin,S.Si,
7.      MaulidaFitriyanti,S.H,
8.      Arnianti Amir, A.Md,
9.      ThuthiMazidatur R,S.H,
10.  Ahmad Zainudin,S.Hum,
11.  HimmatulIstiqomah,S.Hum,
12.  SitiKomariyah,S.Pd.
13.  AlfuLaila,S.Si
14.  Husain Abdurrahman,S.Pd
15.  NurAzizah Irma Sari,S.Pd
16.  Irma DwiLestari,S.H
Inilah Kemeriahan kami



by: Akhmad Bashori Alwi


salam ABRI

Sabtu, 26 November 2016

Hari HIV/AIDS Sedunia, Hargai Pengidap HIV/AIDS



Pengidap HIV/AIDS selalu merasa terkucilkan, karena masyarakat masih banyak tidak mengetahui bagaimana harus memperlakukan pengidap AIDS. Penyakit AIDS dapat menular hanya melalui jarum suntik atau narkoba, hubungan seksual, infeksi ibu ke anak, dan transfusi darah. Setiap tahun pengidap HIV positif semakin bertambah bahkan ada yang sampai berkembang menjadi penyakit AIDS.
Peringatan Hari HIV/AIDS sedunia pada tanggal 1 Desember bisa dijadikan moment untuk mensosialisasikan tentang cara memperlakukan Orang Dengan HIV/AIDS, bahwa tidak selamanya virus itu bisa menyebar, kecuali dengan melakukan hal-hal yang memang bisa menyebabkan terinfeksi virus HIV seperti yang disebutkan diatas. Beberapa hari lagi kita semua akan memperingati hari HIV/AIDS ini, semoga dengan peringatan ini kita semakin lebih tau tentang HIV/AIDS terutama tau bagaimana cara memperlakukan seseorang yang terkena virus ini.

Masih banyak masyarakat yang menjauhi pengidap atau yang sering disebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) Karena takut tertular oleh virus tersebut. Sehingga mereka merasa terkucilkan, tidak berdihargai, dan tidak berguna di masyarakat. Banyak ODHA yang mengakhiri hidupnya hanya karena kurangnya perhatian dari keluarga dan masyarakat.


Seharusnya, masyarakat memperlakukan ODHA dengan manusiawi, mereka juga ingin dianggap seperti yang lainnya, Karena Virus itu tidak akan menyebar kalau hanya dengan berjabat tangan, karena HIV penyebarannya melewati darah.
Jangan menguucilkan ODHA dari pergaulan, karena itu membuat dirinya semakin terpuruk. Kita harus tetap menjaga pergaulan dengan mereka, jauhi virusnya bukan orangnya. Karena mereka membutuhkan dukungan psikolog untuk tetap bisa bertahan dalam penyakitnya. Dengan kita memberikan dukungan psikolog kepada mereka, kita sudah meringankan beban mereka sebagai pengidap.Tidak hanya dukungan psikolog, tapi kita juga bisa menuntun mereka untuk kembali ke jalan sang pencipta, agar hidup mereka tenang.
INGAT! JAUHI VIRUSNYA BUKAN ORANGNYA !!

By: Siti Rokhmawati


Salam ABRI